News Banggae — Suasana duka menyelimuti masyarakat Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, setelah kabar wafatnya Tomundo Banggai, Moh Chair Amir, pada Kamis malam (16/10/2025). Almarhum, yang dikenal sebagai tokoh adat dan penjaga nilai budaya Banggai, meninggal dunia di usia 78 tahun.

Kedatangan jenazah Moh Chair Amir di Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk, Jumat (17/10/2025), disambut dengan prosesi adat penjemputan khas Banggai. Ratusan warga, tokoh adat, dan pejabat daerah hadir memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang dianggap sebagai panutan dalam pelestarian adat dan budaya lokal.
Baca Juga : Kecelakaan Maut di Batui Banggai Sulteng, Satu Tewas dan Dua Pelajar Luka-Luka
Prosesi Adat Penjemputan Penuh Makna
Prosesi adat penyambutan jenazah dipimpin langsung oleh Dewan Adat Banggai. Upacara tersebut diawali dengan pengalungan kain adat berwarna merah dan putih, simbol penghormatan bagi pemimpin adat tertinggi. Lalu dilanjutkan dengan tarian Molabot Tumpe, yang melambangkan perjalanan ruh seorang pemimpin menuju kedamaian abadi.
“Almarhum Tomundo bukan hanya pemimpin adat, tapi juga guru bagi generasi muda Banggai. Beliau mengajarkan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan kebersamaan,” ujar Ketua Dewan Adat Banggai, La Haming.
Suasana haru menyelimuti seluruh peserta upacara. Sejumlah tokoh masyarakat terlihat meneteskan air mata ketika iring-iringan jenazah dibawa menuju rumah duka di Kelurahan Tombang Permai, Kecamatan Luwuk.
Dikenal sebagai Penjaga Tradisi dan Tokoh Pemersatu
Moh Chair Amir dikenal luas di Banggai sebagai Tomundo (pemimpin adat tertinggi) yang berperan menjaga harmoni sosial dan melestarikan adat istiadat masyarakat pesisir. Selama masa kepemimpinannya, ia aktif menginisiasi festival budaya Banggai dan memperjuangkan pengakuan hukum terhadap tanah adat.
Selain di ranah adat, almarhum juga pernah menjadi penasihat Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat (FKTM) Banggai, yang berperan dalam menyelesaikan berbagai konflik sosial di tingkat lokal. Dedikasinya menjadikan sosoknya dihormati lintas generasi dan suku.
“Beliau selalu menekankan pentingnya persatuan di atas perbedaan. Banggai kehilangan figur yang menjadi jembatan antar masyarakat,” kata Wakil Bupati Banggai, Mustar Labolo.
Duka dan Doa dari Berbagai Kalangan
Kabar wafatnya Moh Chair Amir juga menuai ucapan duka dari berbagai tokoh daerah dan nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Warisan Budaya menyampaikan belasungkawa dan mengapresiasi peran almarhum dalam pelestarian adat Nusantara.
Rencananya, jenazah almarhum akan dimakamkan pada Sabtu (18/10/2025) dengan upacara adat Banggai lengkap, melibatkan tokoh masyarakat, keluarga besar Tomundo, serta perwakilan pemerintah daerah.
“Semoga nilai-nilai yang beliau wariskan terus hidup di hati masyarakat Banggai,” ucap Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka, saat memberikan sambutan di rumah duka.
🕊️ Warisan Nilai dan Keteladanan
Kepergian Moh Chair Amir meninggalkan duka mendalam sekaligus pesan moral tentang pentingnya menjaga akar budaya di tengah modernisasi. Ia bukan sekadar pemimpin adat, melainkan simbol kebijaksanaan dan keteguhan dalam menjaga identitas masyarakat Banggai.
Bagi masyarakat setempat, nama Tomundo Moh Chair Amir akan terus dikenang sebagai penjaga kehormatan budaya Banggai dan tokoh yang menanamkan nilai persaudaraan tanpa batas.











