News Banggae — Upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Cilellang, Kabupaten Barru, semakin gencar dilakukan. Pemerintah desa bekerja sama dengan sejumlah lembaga pendamping menggelar pelatihan promosi digital berbasis media sosial dan visual storytelling untuk para pelaku UMKM setempat.

Program ini bertujuan agar produk lokal Desa Cilellang mampu menembus pasar yang lebih luas, sekaligus meningkatkan daya saing UMKM di era digital.
Baca juga : Wali Kota Tidore Bakal Kurangi Tunjangan DPRD Maupun Pejabat Dilingkup Pemda Tikep
Fokus pada Media Sosial dan Storytelling
Pelatihan yang digelar di Balai Desa Cilellang ini diikuti puluhan pelaku UMKM dari berbagai sektor, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga produk pertanian olahan. Materi yang diberikan meliputi strategi promosi di platform populer seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, serta teknik visual storytelling untuk memperkuat branding produk.
“Konsumen saat ini tidak hanya membeli barang, tetapi juga membeli cerita di balik produk. Visual storytelling membantu UMKM menyampaikan nilai, keunikan, dan identitas lokal mereka,” jelas Nur Aisyah, fasilitator pelatihan sekaligus praktisi digital marketing.
UMKM Lokal Antusias
Para peserta tampak antusias mengikuti sesi praktik membuat konten foto dan video menggunakan ponsel pintar. Mereka diajarkan bagaimana mengatur pencahayaan sederhana, menulis caption yang menarik, serta menggunakan hashtag yang relevan agar produk lebih mudah ditemukan konsumen.
“Dulu saya hanya memasarkan kue lewat mulut ke mulut. Sekarang saya tahu cara membuat video singkat untuk dipromosikan di TikTok. Harapannya bisa menambah pelanggan,” kata Fitriani, salah satu pelaku UMKM kuliner Desa Cilellang.
Dukungan Pemerintah Desa
Kepala Desa Cilellang, H. Abdullah, menyatakan bahwa pemberdayaan UMKM merupakan salah satu prioritas pembangunan ekonomi desa. Menurutnya, kemampuan digital marketing akan sangat membantu UMKM lokal menghadapi persaingan yang semakin ketat.
“Kami ingin UMKM Desa Cilellang tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Dengan promosi digital, produk-produk kita bisa dikenal lebih luas, bahkan hingga pasar nasional dan internasional,” ujarnya.
Dampak Ekonomi Digital
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM yang memanfaatkan media sosial dan platform digital memiliki potensi peningkatan omzet hingga 40 persen dibandingkan yang hanya mengandalkan penjualan konvensional.
Dengan bekal pelatihan ini, UMKM Cilellang diharapkan bisa mengoptimalkan potensi lokal, mulai dari produk pangan khas hingga kerajinan berbasis kearifan lokal. Selain itu, pemerintah desa berencana menyiapkan website resmi desa sebagai etalase digital untuk memasarkan produk UMKM secara kolektif.
Harapan ke Depan
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi transformasi digital UMKM di Desa Cilellang. Ke depan, program serupa akan digelar secara berkala dengan materi lanjutan seperti manajemen toko online, strategi iklan digital berbayar, hingga analisis pasar berbasis data.
“Kami ingin UMKM Desa Cilellang naik kelas. Tidak hanya jago bikin produk, tetapi juga piawai memasarkan lewat media digital,” tutup H. Abdullah.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah desa, pendamping. Dan antusiasme para pelaku UMKM, Desa Cilellang optimistis bisa menjadi contoh sukses transformasi ekonomi lokal berbasis digital di Sulawesi Selatan.









