News Banggae — Menjelang pelaksanaan Festival Trikora 2025, panitia pelaksana bersama Pemerintah Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, terus mematangkan berbagai persiapan. Festival yang akan dipusatkan di Salakan, Banggae, ini dijadwalkan berlangsung pada akhir Oktober dan menjadi agenda budaya serta sejarah terbesar di wilayah pesisir barat Sulawesi Barat.

Ketua Panitia Festival Trikora, Rahmat Hidayat, mengatakan bahwa hingga pekan kedua Oktober, progres persiapan sudah mencapai lebih dari 80 persen. Koordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari aparat keamanan, pelaku UMKM, hingga komunitas seni daerah, telah dilakukan untuk memastikan seluruh kegiatan berjalan lancar dan aman.
Baca Juga :Pemkab Banggai Kepulauan dan Kantor Imigrasi Banggai Gelar Rakor Penguatan Pengawasan Orang Asing
“Festival Trikora bukan hanya acara seremonial. Ini momentum untuk mengenang perjuangan bangsa dan mengangkat potensi budaya serta pariwisata Banggae,” ujarnya di Salakan, Rabu (9/10/2025).
Persiapan Maksimal, Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
Panitia menyiapkan serangkaian kegiatan bernuansa sejarah dan budaya yang akan digelar selama tiga hari, meliputi:
-
Upacara Peringatan Trikora di Tugu Pantai Salakan
-
Pawai Budaya Bahari dan Lomba Perahu Tradisional
-
Festival Kuliner dan UMKM Pesisir Banggae
-
Pagelaran Seni Musik dan Tari Tradisional Mandar
Selain itu, sejumlah seniman lokal dan pelajar sekolah menengah di Banggae turut dilibatkan dalam penampilan seni daerah. Pemerintah Kecamatan Banggae juga berkomitmen mendukung penuh pelaksanaan acara ini melalui penyediaan fasilitas publik dan pengamanan selama kegiatan berlangsung.
“Partisipasi masyarakat luar biasa. Kami ingin festival ini menjadi ajang kebanggaan bersama,” tambah Rahmat.
Pemkab Majene Dukung Promosi Wisata Sejarah dan Bahari
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Majene, Nurhayati Samad, menyebut Festival Trikora di Salakan merupakan bagian dari kalender wisata daerah yang menonjolkan karakter budaya bahari dan sejarah perjuangan nasional. Pemerintah daerah menargetkan ribuan pengunjung hadir untuk menikmati berbagai atraksi budaya dan kuliner khas Mandar.
“Melalui Festival Trikora, kami ingin memperkuat identitas Banggae sebagai daerah dengan potensi wisata sejarah dan laut yang luar biasa,” kata Nurhayati.
Pihaknya juga menggandeng komunitas pelaut tradisional serta kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk ikut mengelola kegiatan berbasis ekonomi lokal, seperti bazar hasil tangkapan nelayan, souvenir laut, dan makanan khas pesisir.
Makna Trikora dan Semangat Nasionalisme
Festival ini terinspirasi dari semangat Tri Komando Rakyat (Trikora) yang dideklarasikan Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961, sebagai simbol perjuangan merebut kembali Irian Barat. Di Banggae, nilai-nilai perjuangan tersebut diwujudkan dalam semangat menjaga kedaulatan laut dan melestarikan budaya pesisir.
“Trikora adalah simbol nasionalisme. Melalui festival ini, kami ingin generasi muda mengenal sejarah bangsanya sambil mencintai potensi laut daerah sendiri,” tegas Nurhayati.
Harapan Jadi Agenda Tahunan Nasional
Pemerintah daerah berharap Festival Trikora di Salakan dapat menjadi agenda tahunan berskala provinsi, sekaligus memperkuat posisi Majene sebagai salah satu destinasi wisata budaya dan bahari unggulan di Sulawesi Barat.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi ruang edukasi dan kebanggaan masyarakat Mandar,” tutup Rahmat Hidayat.









