News Banggae — Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kusta di wilayah Sulawesi Barat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulbar menggelar sosialisasi pemberian kemoprofilaksis kusta di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Jumat (10/10/2025).

Kegiatan ini melibatkan petugas puskesmas, kader kesehatan, dan masyarakat sekitar, serta didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Majene. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya pencegahan dini penularan kusta melalui pemberian obat kemoprofilaksis, sekaligus menghapus stigma negatif terhadap penderita.
Baca Juga : Kafilah Sulbar Tiba di Kendari, Siap Berlaga di STQH Nasional ke-28
Kepala Dinkes Sulbar, dr. Rahmat Zakaria, menegaskan bahwa kusta masih menjadi salah satu penyakit menular kronis yang perlu mendapat perhatian serius, terutama di wilayah pesisir dan pedesaan.
“Melalui kemoprofilaksis, kita bisa memutus rantai penularan sejak dini. Langkah ini bukan hanya pengobatan, tapi juga bentuk perlindungan bagi mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita kusta,” ujarnya.
Kemoprofilaksis: Pencegahan Dini bagi Kontak Erat Penderita
Program kemoprofilaksis kusta merupakan strategi nasional yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) untuk menekan angka kasus baru. Obat kemoprofilaksis diberikan secara gratis kepada anggota keluarga atau individu yang memiliki kontak langsung dengan penderita, guna menekan risiko infeksi bakteri Mycobacterium leprae.
Dalam kegiatan di Pamboang, tenaga medis juga melakukan skrining kesehatan, pemeriksaan kulit dan saraf tepi, serta edukasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, masyarakat diberikan pemahaman bahwa kusta dapat disembuhkan sepenuhnya apabila terdeteksi dan diobati sejak awal.
“Edukasi ini sangat penting agar masyarakat tidak takut memeriksakan diri. Kusta bukan kutukan atau penyakit turunan. Dengan pengobatan tepat, penderita bisa sembuh total,” kata dr. Rahmat.
Kolaborasi dengan Puskesmas dan Kader Desa
Kegiatan ini juga melibatkan Puskesmas Pamboang dan kader kesehatan desa, yang menjadi ujung tombak dalam deteksi dini kasus baru di lapangan. Para kader dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal kusta, seperti bercak kulit mati rasa, serta melaporkan segera ke puskesmas terdekat.
Kepala Puskesmas Pamboang, Nurhayati, SKM, menyebutkan bahwa dukungan masyarakat sangat dibutuhkan agar program berjalan efektif. “Kami ingin masyarakat berani datang memeriksakan diri. Kusta bisa diobati, tapi pencegahan jauh lebih baik,” ujarnya.
Komitmen Sulbar Capai Eliminasi Kusta 2026
Dinkes Sulbar menargetkan eliminasi kusta pada tahun 2026, dengan strategi berbasis pendekatan komunitas dan penguatan layanan primer. Selain kemoprofilaksis, program lain seperti peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, kampanye anti-stigma, dan penguatan surveilans juga terus digencarkan.
dr. Rahmat menegaskan, keberhasilan eliminasi kusta tidak hanya ditentukan oleh tenaga medis, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat. “Kunci utama ada pada kesadaran kolektif. Kita ingin Sulbar bebas kusta, bebas stigma, dan masyarakat hidup lebih sehat,” tandasnya.









